Bekasi, 21 Juni 2017 - Tak terasa Lebaran Idul Fitri 1438
H/2017 tinggal menghitung hari, tentunya bagi para perantauan sudah mulai
siap-siap untuk mudik ke kampung halaman masing-masing. Persiapan yang paling
utama ialah sarana transportasi untuk pulang mudik. Bagi yang menggunakan
kendaraan pribadi roda empat mungkin sudah bersiap mengecek kesiapan dan
keadaan kendaraannya dipastikan dalam keadaan baik, sehingga tidak ada kendala
dan masalah dalam perjalanan mudik nantinya bisa lancar sampai di kampung
halaman.
Demikian juga bagi yang
menggunakan kendaraan roda dua. Kesiapan kendaraan dan perbekalan di
persiapakan secara matang. Kondisi badan juga harus dijaga, apalagi mudik
dengan kendaraan roda dua pastinya akan lebih melelahkan. Belum lagi kalau
terjadi kemacetan, tapi yang utama adalah tidak usah terburu-buru, dahulukanlah
keselamatan karena keluarga menunggu di kampung halaman.
Sementara itu, bagi pemudik yang akan menggunakan transportasi Bus Umum
tentunya sudah jauh –jauh hari mempersiapkan pembelian tiket agar tidak sampai
kehabisan. Saat waktu libur telah tiba maka tinggal berangkat dengan Bus yang
telah dipesan. Apalagi kalau menggunakan sarana transportasi kereta api, jauh –
jauh hari tiga bulan sebelumnya sudah berburu tiket. Bagi yang sudah mendapatkan
tiket kereta pastinya akan lebih merasa beruntung, karena perjalanan mudik akan
lebih nyaman dan tepat waktu sampai tujuan.
Ngomong – ngomong tentang mudik,
pada saat yang lalu kami pernah membagi cerita atau kisah singkat tentang
mudik. Untuk itu, kali ini kami akan menepati janji kami untuk melanjutkan
kisah- kisah kami saat mudik dari tahun ketahun sejak kami merantau. Pada
cerita pertama tentang mudik, kami menceritakan bagaimana pada saat itu kami
masih single atau bujang waktu itu moment mudik pertama kami harus berjibaku berjuaang
berebutan naik Bus mendapatkan bangku.
Pada kesempatan cerita kali ini, kami
juga akan berbagai kembali tentang kisah-kisah suram lainnya dalam perjalanan
mudik yang mungkin akan selalu terkenang. Singkat cerita begini kisahnya. Waktu
itu kami juga masih bujangan mudik ditahun 2004 masih menggunakan Bus langganan
dan faforit Bus SJ pada saat itu. Biasa
menunggu di pool Bus SJ semua bus sudah penuh. Kami menunggu beberapa saat tapi
tak kunjung ada bis tambahan yang biasanya dioperasikan untuk mengangkut para
pemudik yang tidak kebagian tiket.
Akhirnya kami putuskan menunggu
langsung di bengkel Bus SJ tersebut yang memang letaknya tidak berjauhan. Ini
kami pertimbangkan karena bila ada bus
keluar dari bengkel, maka kami akan dapat dengan segera bisa naik bis tersebut,
tanpa harus berebut dengan pemudik lain. Karena memang tidak banyak yang pemudik
yang menunggu di tempat tersebut dibandingkan dengan di pool.
Setelah beberapa saat, munculah
Bus bantuan dengan jurusan Purworejo. Setelah dipersilahkan naik ke Bus, lantas
kami dengan beberapa pemudik lain yang sudah menunggu naik dan mencari bangku
yang nyaman. Tak tergesa-gesa kami naik bus tersebut, karena memang tidak
banyak orang pada saatt itu, semua kebagian bangku dan tidak berebut.
Namuunnnnn, setelah naik ke bus
tersebut…..kesan pertama kami saat mulai duduk adalah ada rasa heran. Loohhh ko
kotor banget…banyak debu…kaya ngga pernah dibersihin ini bus kali ya….itu lah
yang kami heran…tapi itu sepintas lalu aja, karena dalam hati kami merasa lega
sudah dapat bus…dan tenang bisa sampai di kampung halaman. Sambil kami lap-lap
dengan tisu bangku yang agak sedikit berdebu..hati kami berdoa, semoga lancar
dalam perjalanan.
Bus absen dulu di pool, setelah
itu meluncurlah dan masuk jalan tol. Pada saat itu belum begitu macet perjalanan,
tapi ……. Perjalanan terasa ada yang jangal. Jalan lancar tapi laju bus tak kunjung
kencang, satu persatu dari lajur kanan kendaraan lain terus menyalip, menyalip dan menyalip lagi bus yang
kami naiki tersebut.
Setelah lepas dari pintu tol Cikampek,
akhirnya para penumpang saking penasarannya pun bertanya kepada pak sopir ingin menegaskan apa yang
terjadi. Ewalah jawaban pak supir bagaimana…ternyata bus yang kami tumpangi
tidak bisa menjalu kencang karena operan gigi rusak. Pak Sopir bilang tak bisa masuk gigi empat, hanya sampai gigi tiga saja. sehingga bis pun tak bisa menaikan kecepatan
meskipun jalanan lengangg.
Waduuhhhh, kapan nyampenya neehhhh? Appesss, ada
ada saja ya…bisa molor ni, bakalan kejebak macet..dalam hati kami hanya
mengelus dada. Ternyata bus yang kami naiki tidak dikontrol dengan benar dan
tidak layak jalan. Tidak berhenti disitu masalah bus tersebut, saat perjalanan
memasuki indramayu ehhh bus tersebut mogok….
Setelah dichek eh ternyata v belnya putus..ampunnn. akhirnya bus pun harus
menunggu perbaikan…
Setelah perbaikan selasai dengan
datangnya teknisi yang standby, maka perjalanan di lanjutkan dengan kondisi bus
melaju tan mampu kencang dengan gigi tiga, ya maksimal kecepatan 60 – 70 km
/jam. Sebagian penumpang menggerutu kepada pak supir. “kalau mobil tak layak
jalan, jangan dipaksain dong”, ucap penumpang dengan nada kesal.
Kami hanya mengelus dada,
bersabar dalam hati. Hari sadah menjelang pagi yang harusnya sudah sampai di
kampung halaman, kami pun akhirnya baru sampai di Cirebon, kondisi sudah siang
dan jalanan sudah mulai padat dan macet dikarenakan banyak pasar di pinggir
jalan. Sesampainya di Brebes mobil berhenti dan akhirnya dapat diperbaiki oleh
teknisi khusus bis tersebut.
Demikianlah pengalaman mudik kami
yang sedikit tidak menyenangkan kurang lebih 13 tahun silam. Ya kami tetap bersyukur
masih diberi keselamatan sampai ke kampung halaman pada saat itu dengan
selamat. Walaupun harus sampai telat, yang harusnya pagi hari sampai, akibatnya
kamipun baru sampai sore harinya.
Cukup panjang ceritanya…semoga tidak membosankan. Maklum masih banyak belajar dalam menulis. Mengahiri tulisan ini, kami secara pribadi menyampaikan selamat mudik untuk keluarga besar PWG, sampai ketemu di kampung halaman dan diacara Halal BIhalal PWG dengan Warga Kuntili Gadog pada tanggal 27 Juni 2017. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H, Minal Aidzin Walfaidzin, Mohon Maaf dan Lahir dan Batin.
Cukup panjang ceritanya…semoga tidak membosankan. Maklum masih banyak belajar dalam menulis. Mengahiri tulisan ini, kami secara pribadi menyampaikan selamat mudik untuk keluarga besar PWG, sampai ketemu di kampung halaman dan diacara Halal BIhalal PWG dengan Warga Kuntili Gadog pada tanggal 27 Juni 2017. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H, Minal Aidzin Walfaidzin, Mohon Maaf dan Lahir dan Batin.