PWG ----"Guyub Rukun Nang Perantauan Karo Kampunge"

Selasa, 20 Juni 2017

Berbagi Kisah dan Cerita Saat Mudik Lebaran (Bagian 2)

Bekasi, 21 Juni 2017 - Tak terasa Lebaran Idul Fitri 1438 H/2017 tinggal menghitung hari, tentunya bagi para perantauan sudah mulai siap-siap untuk mudik ke kampung halaman masing-masing. Persiapan yang paling utama ialah sarana transportasi untuk pulang mudik. Bagi yang menggunakan kendaraan pribadi roda empat mungkin sudah bersiap mengecek kesiapan dan keadaan kendaraannya dipastikan dalam keadaan baik, sehingga tidak ada kendala dan masalah dalam perjalanan mudik nantinya bisa lancar sampai di kampung halaman.

Demikian juga bagi yang menggunakan kendaraan roda dua. Kesiapan kendaraan dan perbekalan di persiapakan secara matang. Kondisi badan juga harus dijaga, apalagi mudik dengan kendaraan roda dua pastinya akan lebih melelahkan. Belum lagi kalau terjadi kemacetan, tapi yang utama adalah tidak usah terburu-buru, dahulukanlah keselamatan karena keluarga menunggu di kampung halaman.

Sementara itu, bagi pemudik  yang akan menggunakan transportasi Bus Umum tentunya sudah jauh –jauh hari mempersiapkan pembelian tiket agar tidak sampai kehabisan. Saat waktu libur telah tiba maka tinggal berangkat dengan Bus yang telah dipesan. Apalagi kalau menggunakan sarana transportasi kereta api, jauh – jauh hari tiga bulan sebelumnya sudah berburu tiket. Bagi yang sudah mendapatkan tiket kereta pastinya akan lebih merasa beruntung, karena perjalanan mudik akan lebih nyaman dan tepat waktu sampai tujuan.

Ngomong – ngomong tentang mudik, pada saat yang lalu kami pernah membagi cerita atau kisah singkat tentang mudik. Untuk itu, kali ini kami akan menepati janji kami untuk melanjutkan kisah- kisah kami saat mudik dari tahun ketahun sejak kami merantau. Pada cerita pertama tentang mudik, kami menceritakan bagaimana pada saat itu kami masih single atau bujang waktu itu moment mudik pertama kami harus berjibaku berjuaang berebutan naik Bus mendapatkan bangku.

Pada kesempatan cerita kali ini, kami juga akan berbagai kembali tentang kisah-kisah suram lainnya dalam perjalanan mudik yang mungkin akan selalu terkenang. Singkat cerita begini kisahnya. Waktu itu kami juga masih bujangan mudik ditahun 2004 masih menggunakan Bus langganan dan faforit  Bus SJ pada saat itu. Biasa menunggu di pool Bus SJ semua bus sudah penuh. Kami menunggu beberapa saat tapi tak kunjung ada bis tambahan yang biasanya dioperasikan untuk mengangkut para pemudik yang tidak kebagian tiket.

Akhirnya kami putuskan menunggu langsung di bengkel Bus SJ tersebut yang memang letaknya tidak berjauhan. Ini kami pertimbangkan karena  bila ada bus keluar dari bengkel, maka kami akan dapat dengan segera bisa naik bis tersebut, tanpa harus berebut dengan pemudik lain. Karena memang tidak banyak yang pemudik yang menunggu di tempat tersebut dibandingkan dengan di pool.

Setelah beberapa saat, munculah Bus bantuan dengan jurusan Purworejo. Setelah dipersilahkan naik ke Bus, lantas kami dengan beberapa pemudik lain yang sudah menunggu naik dan mencari bangku yang nyaman. Tak tergesa-gesa kami naik bus tersebut, karena memang tidak banyak orang pada saatt itu, semua kebagian bangku dan tidak berebut.

Namuunnnnn, setelah naik ke bus tersebut…..kesan pertama kami saat mulai duduk adalah ada rasa heran. Loohhh ko kotor banget…banyak debu…kaya ngga pernah dibersihin ini bus kali ya….itu lah yang kami heran…tapi itu sepintas lalu aja, karena dalam hati kami merasa lega sudah dapat bus…dan tenang bisa sampai di kampung halaman. Sambil kami lap-lap dengan tisu bangku yang agak sedikit berdebu..hati kami berdoa, semoga lancar dalam perjalanan.

Bus absen dulu di pool, setelah itu meluncurlah dan masuk jalan tol. Pada saat itu belum begitu macet perjalanan, tapi ……. Perjalanan terasa ada yang jangal. Jalan lancar tapi laju bus tak kunjung kencang, satu persatu dari lajur kanan kendaraan lain terus menyalip, menyalip dan menyalip lagi bus yang kami naiki tersebut.

Setelah lepas dari pintu tol Cikampek, akhirnya para penumpang saking penasarannya pun bertanya kepada pak sopir ingin menegaskan apa yang terjadi. Ewalah jawaban pak supir bagaimana…ternyata bus yang kami tumpangi tidak bisa menjalu kencang karena operan gigi rusak. Pak Sopir bilang tak bisa masuk gigi empat, hanya sampai gigi tiga saja. sehingga bis pun tak bisa menaikan kecepatan meskipun jalanan lengangg.

Waduuhhhh, kapan nyampenya neehhhh? Appesss, ada ada saja ya…bisa molor ni, bakalan kejebak macet..dalam hati kami hanya mengelus dada. Ternyata bus yang kami naiki tidak dikontrol dengan benar dan tidak layak jalan. Tidak berhenti disitu masalah bus tersebut, saat perjalanan memasuki indramayu ehhh bus  tersebut mogok…. Setelah dichek eh ternyata v belnya putus..ampunnn. akhirnya bus pun harus menunggu perbaikan…

Setelah perbaikan selasai dengan datangnya teknisi yang standby, maka perjalanan di lanjutkan dengan kondisi bus melaju tan mampu kencang dengan gigi tiga, ya maksimal kecepatan 60 – 70 km /jam. Sebagian penumpang menggerutu kepada pak supir. “kalau mobil tak layak jalan, jangan dipaksain dong”, ucap penumpang dengan nada kesal.

Kami hanya mengelus dada, bersabar dalam hati. Hari sadah menjelang pagi yang harusnya sudah sampai di kampung halaman, kami pun akhirnya baru sampai di Cirebon, kondisi sudah siang dan jalanan sudah mulai padat dan macet dikarenakan banyak pasar di pinggir jalan. Sesampainya di Brebes mobil berhenti dan akhirnya dapat diperbaiki oleh teknisi khusus bis tersebut.

Demikianlah pengalaman mudik kami yang sedikit tidak menyenangkan kurang lebih 13 tahun silam. Ya kami tetap bersyukur masih diberi keselamatan sampai ke kampung halaman pada saat itu dengan selamat. Walaupun harus sampai telat, yang harusnya pagi hari sampai, akibatnya kamipun baru sampai sore harinya.

Cukup panjang ceritanya…semoga tidak membosankan. Maklum masih banyak belajar dalam menulis. Mengahiri tulisan ini, kami secara pribadi menyampaikan selamat mudik untuk keluarga besar PWG, sampai ketemu di kampung halaman dan diacara Halal BIhalal PWG dengan Warga Kuntili Gadog pada tanggal 27 Juni 2017. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H, Minal Aidzin Walfaidzin, Mohon Maaf dan Lahir dan Batin.