PWG ----"Guyub Rukun Nang Perantauan Karo Kampunge"

Selasa, 10 November 2015

Gabung PWG, Dharma Baktiku Untuk Gadog Takkan Putus

PWG, 11 Nov 2015 - Masih minimnya lapangan pekerjaan di daerah terutama daerah pedesaan di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, membuat pemuda dan pemudi di daerah yang telah menyelesaikan pendidikannya pergi mencari pekerjaan ke kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan kota-kota besar lainnya.

Memang sebaiknya setelah lulus sekolah seperti SMK apalagi Perguruan Tinggi karena sudah dibekali keterampilan, diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan/berwirausaha sendiri guna turut berpartisipasi membangun daerahnya.

Namun bewirausaha memang tidaklah semudah yang dibayangkan, bukan hanya faktor keterampilan/kemampuan sebagai modal, faktor – faktor lain seperti modal dan situasi serta kondisi perekonomian di pedesaan juga memberikan pengaruh.

Untuk alasan mencari hidup yang layak dan lebih baik dimasa depan, para pemuda –pemudi pergi mengadu nasib mencari pekerjaan ke kota. Seperti halnya pemuda-pemudi Gadog, sejak tahun 1980-an setiap sudah lulus sekolah berusaha mencari pekerjaan di kota seperti ke Jakarta dan kota sekitarnya. Penulis sendiri juga demikian,  pada tahun 1999 setelah lulus SMK mau melanjutkan kuliah tapi karena biaya minim dan pingin secepatnya bekerja maka langsung pergi mencari pekerjaan ke kota.

Kepergian para pemuda-pemudi di daerah bekerja ke kota sebenarnya suatu dimela, pemuda / pemudi adalah merupakan penggerak dari perubahan. Bagaimana daerah bisa cepat maju kalau pemuda- pemudinya yang merupakan usia produktif pergi meninggalkan daerahnya. Pemuda/pemudi sebenarnya motor utama penggerak pembangunan karena memiliki kratifitas dan inovasi. Tapi memang seperti itulah kondisinya, seolah-olah sudah menjadi budaya bahwa setelah lulus sekolah maka mencari pekerjaan di kota. Padahal mencari pekerjaan dan hidup di kota tidak semudah yang dibayangkan.

Ya sudahlah, mudah – mudahan budaya merantau atau bisa dikatakan urbanisasi sedikit demi sedikit berubah, kondisi didaerah mudah-mudahan cepat berkembang sehingga memberikan kesempatan dan kemudahan  kepada pemuda-pemudinya dalam berinovasi dan berwirausaha untuk mendukung kemajuan perekonomian di daerah.

Sudah banyak pemuda-pemudi Gadog yang pergi merantau meninggalkan kampung halaman, kebanyakan pergi ke Jakarta dan sekitarnya. Dari generasi ke generasi dari pemuda dan pemudi Gadog kalau dihitung mencapai ratusan, padahal Gadog hanyalah wilayah tingkat Dusun /RW.

Kebanyakan tersebar di Jakarta dan Sekitarnya, terutama Bekasi. Anehnya meskipun tempat tinggalnya tidak jauh masih di wilayah Bekasi, kadang-kadang sesama putera – puteri Gadog jarang sekali interaksi atau saling berkomunikasi. Seolah – olah sudah terputus, padahal waktu di kampung sering bermain dan bersendaugurau bersama. Mungkin itulah gambaran kehidupan di kota, yang penuh dengan kesibukan.

Tapi mudah-mudahan, dengan telah terbentuknya Paguyuban Warga Gadog (PWG), tali silaturahim warga gadog yang diperantauan tersambung kembali. Meskipun hanya satu kali dalam dua bulan berkumpul bersama, namun itu sudah cukup. Pelan tapi pasti dengan dukungan dan konsistensi para warga Paguyuban, mudah-mudahan akan menjadi besar dan dapat mewujudkan keinginan serta cita-cita bersama yang luhur yaitu turut memberikan sumbangsih untuk memajukan kampung halaman tercinta Gadog.


Melalui Paguyuban yang baru ini, warga gadog yang diperantauan bersama-sama  bahu-membahu bergotong royong ingin memberikan yang terbaik kepada kampung halaman.  Karena, satu hal yang paling penting adalah “Segala Sesuatu Apabila Dikerjakan Bersama Maka Akan Terasa Ringan”.

Dan sekecil apapun yang kita berikan, insyaAllah akan sangat bermanfaat bagi kebaikan di Kampung Halaman. Mudah-mudahan, semua warga Gadog khususnya yang diperantauan dapat berpartisipasi bergabung dengan PWG.  InsyaAllah dengan bergabung dengan PWG,  meskipun tak tinggal lagi di kampung halaman Gadog tapi tetap memberikan Dharma Bakti untuk Gadog.